Meriah dan Penuh Adrenalin! Pertunjukan Seni Ojhung Warnai Ghedisa ke-533 Desa Karang Sengon

Karang Sengon, 11 Februari 2025 – Riuh sorak-sorai penonton menggema di lapangan Desa Karang Sengon, Selasa siang (11/2), saat pertunjukan seni Ojhung digelar sebagai bagian dari rangkaian acara Hari Ulang Tahun Desa Karang Sengon ke-533, yang dikenal juga dengan sebutan Ghedisa atau Selamatan Desa. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Karang Sengon sebagai wujud syukur kepada Allah SWT atas panjangnya usia desa dan berkah yang terus mengalir kepada masyarakatnya.

Pertunjukan seni Ojhung, yang sarat dengan nilai budaya, spiritualitas, dan ketangkasan, berhasil menyedot perhatian ratusan warga dari berbagai lapisan usia. Para penonton memadati arena untuk menyaksikan langsung keunikan tradisi kuno ini yang kini semakin langka.

Kepala Desa Karang Sengon, Bapak Kasim, menyampaikan bahwa pertunjukan seni Ojhung merupakan simbol kekuatan, keberanian, dan doa bagi keselamatan serta kesuburan bumi desa.

“Melalui seni Ojhung, kita tidak hanya mempertontonkan hiburan rakyat, tetapi juga menyatukan semangat gotong royong, keberanian, dan rasa syukur atas segala nikmat Allah SWT. Ini adalah warisan budaya luhur yang harus kita jaga bersama,” ujarnya dalam sambutan pembukaan.

Apa Itu Kesenian Ojhung?

Ojhung adalah seni pertarungan tradisional khas masyarakat Bondowoso, Situbondo, dan sebagian daerah Tapal Kuda. Nama “Ojhung” merujuk pada cambuk atau rotan yang digunakan oleh dua orang peserta yang saling beradu di sebuah arena. Mereka berhadapan dengan penuh sportivitas dan keberanian, disaksikan oleh masyarakat yang menyemangati dengan iringan musik tradisional.

Uniknya, sebelum pertandingan dimulai, para petarung biasanya didoakan oleh tokoh agama atau sesepuh adat. Hal ini menandakan bahwa seni Ojhung bukan sekadar laga fisik, tetapi bagian dari ritual spiritual yang bertujuan untuk menolak bala, meminta hujan, atau memohon keselamatan bagi desa.

Ojhung biasanya ditampilkan dalam momen-momen penting seperti selamatan desa, panen raya, atau perayaan keagamaan, dan selalu menyedot animo masyarakat karena nuansa heroik dan sakral yang menyertainya.

Pertunjukan yang Mendebarkan dan Penuh Nilai

Dalam pertunjukan kali ini, para pemain Ojhung merupakan pemuda-pemuda pilihan dari Karang Sengon dan desa tetangga. Mereka mengenakan pakaian adat berupa ikat kepala, sabuk kain, dan bertelanjang dada sebagai simbol kesederhanaan dan kesiapan bertarung.

Dengan iringan musik tradisional dan tabuhan gong, satu per satu peserta memasuki arena dan saling menunjukkan kelincahan, strategi, serta keberanian. Meski pertarungan terlihat sengit, tidak ada unsur dendam karena setiap laga selalu diakhiri dengan salaman dan pelukan hangat – simbol persaudaraan sejati.

Tokoh adat setempat, Mbah Nur Muhfa, menyampaikan makna terdalam dari seni Ojhung.

“Ini bukan sekadar adu kekuatan. Ini adalah doa yang dipentaskan. Setiap cambukan bukan untuk menyakiti, tapi sebagai simbol permohonan kepada Yang Maha Kuasa agar desa dijauhkan dari marabahaya,” katanya penuh makna.

Warga Antusias, Budaya Terjaga

Antusiasme warga Karang Sengon dan sekitarnya sangat tinggi. Anak-anak, remaja, hingga orang tua tampak menikmati pertunjukan dengan semangat. Banyak dari mereka mengabadikan momen ini dengan ponsel, menandakan bahwa seni tradisional pun bisa relevan dan menarik di tengah era modern.

Sementara itu, Ketua BPD Karang Sengon, Bapak Tolak Suyatno, menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan agar generasi muda tidak melupakan akar budayanya.

“Kita ingin anak-anak kita tahu bahwa desa ini besar bukan hanya karena pembangunan, tapi juga karena tradisi yang kuat. Ojhung harus tetap hidup, karena di sanalah identitas kita sebagai masyarakat Karang Sengon,” tegasnya.

Selamatan Desa yang Penuh Makna

Ghedisa tahun ini tidak hanya menjadi perayaan usia, tetapi juga menjadi panggung budaya, spiritualitas, dan kebersamaan. Setelah pertunjukan Ojhung selesai, acara dilanjutkan dengan doa bersama dan makan tumpeng sebagai simbol syukur kolektif masyarakat desa.

Selamat Ulang Tahun ke-533 Desa Karang Sengon!
Dengan warisan budaya seperti Ojhung, desa ini tak hanya tumbuh dalam usia, tetapi juga kuat dalam jiwa dan sejarah.
Mari kita jaga budaya, rawat tradisi, dan bangun masa depan bersama.

Share Berita Ini